permalink 20.3.11 |
obinhut 2 comments |
Berusaha Mengerti Dahulu, Baru Dimengerti
Sering kita merasa tidak dimengerti oleh orang-orang di sekitar kita, dan kemudian merasa terkucil, merasa dilecehkan. Bagaimana proses "mengerti" itu berlangsung ? Agar dapat memahaminya, maka kita perlu belajar mengerti orang lain terlebih dahulu, sehingga kita bisa mengembangkan kondisi-kondisi yang mendukung agar orang lain memahami kita. Selain itu, interaksi antar manusia adalah proses timbal-balik.
Hambatan komunikasi yang sering dijumpai adalah "ketidakmauan untuk mendengar". Sering kita sibuk dengan pikiran-pikiran sendiri ketika orang lain berbicara kepada kita. Sehingga hanya sedikit saja yang kita tangkap dari pembicaraa,
Terdapat lima tingkat mendengarkan, yakni sebagai berikut.
Ketahuilah, bahwa kata-kata hanya 7 % peranannya dalam komunikasi antar manusia, 38% dipengaruhi oleh nada dan suara kita, sedangkan 55% dipengaruhi oleh bahasa tubuh. Jadi sikap ketika mendengarkan pembicaraan orang lain sangat berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. Lantas seperti apakah mendengarkan secara empatik ? Satu pengertiannya adalah memberi keleluasaan secara kejiwaan kepada seseorang agar orang tersebut dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya, menyalurkan emosinya, dan merasa dimengerti tanpa merasa dinilai. Konkretnya, kita sedang mendengarkan secara empatik bila kita dapat menangkap perasaan orang lain dari isyarat-isyarat non verbal (yang tak terucapkan), mendengarkan penuh perhatian, dan memberi tanggapan secara jujur dan jelas, yang sifatnya memberi dukungan. Bagian terpenting dari mendengar secara empatik adalah sikap, yakni sikap yang didasar kepedulian dan ketulusan untuk memahami.
Hambatan komunikasi yang sering dijumpai adalah "ketidakmauan untuk mendengar". Sering kita sibuk dengan pikiran-pikiran sendiri ketika orang lain berbicara kepada kita. Sehingga hanya sedikit saja yang kita tangkap dari pembicaraa,
Angkatan akan lulus tahun 2010-2011
Terdapat lima tingkat mendengarkan, yakni sebagai berikut.
¤ Mengabaikan --> tidak berusaha mendengarkan.
¤ Pura-pura mendengarkan --> berbuat seolah-olah mendengarkan.
¤ Mendengarkan secara selektif --> hanya mendengarkan bagian-bagian yang menarik perhatian.
¤ Mendengarkan dengan penuh perhatian --> memusatkan perhatian kepada pembicara, dan membandingkannya dengan pengalaman sendiri.
¤ Mendengarkan secara empatik --> mendengarkan dan menanggapi dengan perasaan dan pikiran untuk memahami maksud dan perasaan pembicara.
Ketahuilah, bahwa kata-kata hanya 7 % peranannya dalam komunikasi antar manusia, 38% dipengaruhi oleh nada dan suara kita, sedangkan 55% dipengaruhi oleh bahasa tubuh. Jadi sikap ketika mendengarkan pembicaraan orang lain sangat berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. Lantas seperti apakah mendengarkan secara empatik ? Satu pengertiannya adalah memberi keleluasaan secara kejiwaan kepada seseorang agar orang tersebut dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya, menyalurkan emosinya, dan merasa dimengerti tanpa merasa dinilai. Konkretnya, kita sedang mendengarkan secara empatik bila kita dapat menangkap perasaan orang lain dari isyarat-isyarat non verbal (yang tak terucapkan), mendengarkan penuh perhatian, dan memberi tanggapan secara jujur dan jelas, yang sifatnya memberi dukungan. Bagian terpenting dari mendengar secara empatik adalah sikap, yakni sikap yang didasar kepedulian dan ketulusan untuk memahami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
keren sob info nya ,,,,mksh udah sharing,,hmmm manusia itu cenderung lebih suka dimengerti daripada mengerti karna ke EGOISAN kita sendiri..
BalasHapus@Green KLOPERER Wah saya terlambat balas komen di sini, tapi makasih kunjungannya !
BalasHapus