permalink 7.11.10 |
obinhut 1 comment |
DAMPAK keseringan *nani..
KOMPAS.com —
Onani merupakan salah
satu perilaku seksual
yang sering dilakukan
bila seseorang tidak
mampu menahan
dorongan seksualnya.
Karena kurangnya
informasi, ada banyak
mitos salah yang
beredar mengenai
onani dan masturbasi.
Salah satunya
menyebutkan bahwa
perilaku seksual ini
menyebabkan
kemandulan.
Apabila onani menjadi
kebiasaan dan
dilakukan cukup sering,
maka hal itu memang
akan berakibat pada
kemandulan
sementara. Menurut dr
Maya Trisiswati, agar
dapat membuahi sel
telur, sel sperma perlu
dimatangkan terlebih
dahulu.
"Butuh 72 jam bagi sel
sperma untuk matang.
Jika sering-sering
dikeluarkan lewat
onani, maka
spermanya tidak bisa
matang dan tidak bisa
membuahi," kata
dokter yang menjadi
Kadiv Akses dan
Layanan Perkumpulan
Keluarga Berencana
Indonesia.
Karena itu, bagi
pasangan yang sedang
merencanakan
kehamilan, sebaiknya
onani ataupun
hubungan seksual
sebaiknya tidak
dilakukan setiap hari
supaya sel sperma bisa
matang.
Ia menambahkan,
secara medis tidak ada
dampak buruk dari
melakukan onani.
"Sepanjang dilakukan
dengan tangan yang
bersih dan tanpa alat,
boleh-boleh saja
melakukan onani atau
masturbasi. Ini lebih
sehat daripada
berganti-ganti
pasangan," urainya
dalam sebuah acara
lokakarya mengenai
kesehatan seksual dan
reproduksi, beberapa
waktu lalu di Bandung.
Meski tidak berdampak
secara medis, dr Maya
mengingatkan dampak
psikologis dari
kebiasaan melakukan
onani. Bila menjadi
kebiasaan dan
kemudian
ketergantungan,
perilaku ini bisa
memengaruhi
perkembangan otak.
"Yang akan
berkembang pesat
adalah otak yang
mengarah pada
kesenangan sehingga
bisa mengarah pada
perilaku obsesif
kompulsif," katanya.
Terlalu sering
melakukan onani atau
masturbasi juga
menunjukkan
ketidakmampuan kita
mengendalikan
dorongan seksual,
yang berarti pikiran kita
lebih banyak dipenuhi
oleh hal-hal yang
bersifat erotis.
Onani merupakan salah
satu perilaku seksual
yang sering dilakukan
bila seseorang tidak
mampu menahan
dorongan seksualnya.
Karena kurangnya
informasi, ada banyak
mitos salah yang
beredar mengenai
onani dan masturbasi.
Salah satunya
menyebutkan bahwa
perilaku seksual ini
menyebabkan
kemandulan.
Apabila onani menjadi
kebiasaan dan
dilakukan cukup sering,
maka hal itu memang
akan berakibat pada
kemandulan
sementara. Menurut dr
Maya Trisiswati, agar
dapat membuahi sel
telur, sel sperma perlu
dimatangkan terlebih
dahulu.
"Butuh 72 jam bagi sel
sperma untuk matang.
Jika sering-sering
dikeluarkan lewat
onani, maka
spermanya tidak bisa
matang dan tidak bisa
membuahi," kata
dokter yang menjadi
Kadiv Akses dan
Layanan Perkumpulan
Keluarga Berencana
Indonesia.
Karena itu, bagi
pasangan yang sedang
merencanakan
kehamilan, sebaiknya
onani ataupun
hubungan seksual
sebaiknya tidak
dilakukan setiap hari
supaya sel sperma bisa
matang.
Ia menambahkan,
secara medis tidak ada
dampak buruk dari
melakukan onani.
"Sepanjang dilakukan
dengan tangan yang
bersih dan tanpa alat,
boleh-boleh saja
melakukan onani atau
masturbasi. Ini lebih
sehat daripada
berganti-ganti
pasangan," urainya
dalam sebuah acara
lokakarya mengenai
kesehatan seksual dan
reproduksi, beberapa
waktu lalu di Bandung.
Meski tidak berdampak
secara medis, dr Maya
mengingatkan dampak
psikologis dari
kebiasaan melakukan
onani. Bila menjadi
kebiasaan dan
kemudian
ketergantungan,
perilaku ini bisa
memengaruhi
perkembangan otak.
"Yang akan
berkembang pesat
adalah otak yang
mengarah pada
kesenangan sehingga
bisa mengarah pada
perilaku obsesif
kompulsif," katanya.
Terlalu sering
melakukan onani atau
masturbasi juga
menunjukkan
ketidakmampuan kita
mengendalikan
dorongan seksual,
yang berarti pikiran kita
lebih banyak dipenuhi
oleh hal-hal yang
bersifat erotis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
few2 bolehlah
BalasHapus